Tahun lalu, Clarion Fund mendistribusikan jutaan kopi film "Obession" kepada lebih 70 surat kabar di Paman Sam. Film tersebut disisipkan dalam surat kabar untuk pelanggan, konon demi tujuan kampanye menyerang Obama yang dianggap pro-Islam.
Kini, organisasi nirlaba itu kembali mempromosikan film dokumenter tentang ancaman Islam radikal di Amerika, dengan memutar "The Third Jihad" dua kali pekan ini pada peringatan kesembilan Festival Film New Hampshire di Portsmouth.
Peter Connors, direktur eksekutif Clarion Fund, tinggal di Portsmouth, dijawalkan akan hadir saat pemutaran perdana untuk menjawab pertanyaan pemirsa tentang film tersbut. Menurut situs online resmi lembaga, tujuan Clarion adalah memproduksi dan menyebarkan film dokumenter dan memfasilitasi edukasi online serta menjangkau untuk membantu Amerika memahami lebih baik bahaya nyata dari Islam radikal dan memaparkan cerit di sisi yang kerap disalahintepretasikan oleh media.
Clarion didirikan pada 2006 silam oleh Rabi Rapahel Shore, blasteran Israel-Kanada. Ia sekaligus menjadi produser eksekutif "The Third Jihad". "Alasan kami membuat 'Obsession' karena kami yakini ini isu serius yang dihadapi Amerika dan dunia barat," ujar Raphael. "Tidak cukup hanya membuat satu film...Al Gore membuat film tentang perubahan iklim, dan tidak berhenti dengan sekali produksi," imbuh dia.
The Third Jihad
Raphael yakin, satu dari enam penduduk Amerika menyaksikan "Obsession". Film itu diklaim dibuat 2005, lewat dokumentasi masyarakat akar-rumput Amerika dan melewati sejumlah festival film sebelum didistribusikan secara luas pada September 2008. Namun, belum ada rencana untuk melakukan distribusi serupa pada "The Third Jihad",
Kritikus, seperti organisasi Hate Hurts Amerika melabeli Obsession sebagai karya klasik propaganda kebencian. Beberapa surat kabar bahkan menolak menyebarkan DVD yang disebut sebagai 'pemicu ketakutan dan manipulatif'. Kritikan terbesar menyatakan film tersebut tak layak karena pembuat filmnya sendiri adalah anti-Islam.
Kini, demi melawan klaim-klaim tersebut, narator "The Third Jihad" dipilih dari seorang Muslim Amerika taat, Dr M Zuhdi Jasser. Jasser membuka film dengan pernyataan berikut: "Ini bukan film tentang Islam. Ini tentang ancaman dari Islam radikan. Hanya sedikit prosentase dari 1,3 milyar Muslim di dunia yang radikal. Film ini adalah tentang mereka,"
"Memiliki Zuhdi adalah titik utamanya, membuat perbedaan antara The Third Jihad dan Obsession," ujar Raphael. Tujuan lain dia adalah mendidik orang-orang tentang konsep 'jihad budaya' yang menyusup dan memasuki masyarakat demi mengubah dari dalam
"Setelah tragedi WTC, sebagian besar warga Amerika berpikir ancaman Islam radikan hanyalan terorisme," ujar Raphael. "Mereka tidak menyadari ancaman nyata menusuk lebih dalam. Islam radikal memiliki misi menjadi agama dominan di dunia," imbuh dia mengklaim.
Film tersebut menggambarkan bagaimana radikalis Islam menciptakan strategi, termasuk sejumlah dokumen yang diungkap FBI--memaparkan rencana besar untuk aksi. Seperti film "An Inconvenient Truth", milik Al Gore, film itu berakhir dengan daftar sejumlah cara di mana orang-orang dapat terlibat dan merekomendasikan sejumlah situs online organisasi.
"Perang ini hanya dapat dimenangkan bila orang-orang terlibat dan peduli," ujar Raphael. Ia meyakini isu ini harus diambil dan ditanggapi oleh mereka yang sama pedulinya dengan pejuang hak-hak wanita dan gay, begitu pula aktivis lingkungan. (seacoastonline/itz/republika online)
Kontroversi Film Jihad ala Amerika
Monday, 23 November 2009
Labels: Movie