Salah satu hujan meteor tahunan yang terbaik akan mencapai puncaknya pada sepertiga malam Rabu (18/11). Tempat pengamatan terbaik ada di Asia, tapi pengamat di Amerika Utara juga dapat menikmati pemandangan menakjubkan hujan meteor Leonid, jika cuaca memungkinkan.
Hujan Leonid merupakan acara tahunan, jika langit terlihat jelas dan cahaya bulan tidak mengganggu. Tahun ini, bulan sudah dekat fase baru, dan bukan faktor yang mengganggu. Bagi siapa pun di belahan bumi utara dengan langit gelap, jauh dari perkotaan dan pinggiran pencahayaan, acara ini jangan sampai dilewatkan dengan begadang sepanjang malam.
"Kami memperkirakan 20-30 meteor per jam di Amerika, dan sebanyak 200-300 meteor per jam di penjuru Asia," ujar Bill Cooke dari kantor Meteoroid environment NASA. Astronom lain yang bekerja di bidang yang baru lahir ini memprediksi hujan meteor telah diperkirakan.
Penduduk perkotaan dan pinggiran kota mungkin tak akan bisa melihat dengan jelas karena cahaya meteor tersamar atau tenggelam oleh lampu lokal.
Disebut hujan meteor Leonid karena meteor-meteor yang melesat muncul dari pusat radian di atas rasi bintang Leo. Bulan November ini, rasi bintang ini bisa dilihat di arah Timur Laut pada malam hari. Meteor Leonid diciptakan oleh Komet Tempel-Tuttle, yang melewati bagian dalam tata surya setiap 33 tahun pada orbitnya yang mengelilingi matahari. Setiap kali lewat, ia meninggalkan sungai baru dari puing-puing meteor, sebagian besar potongan-potongan batu es dan tidak lebih besar dari butiran pasir, tetapi beberapa seukuran kacang polong.
"Kita bisa memprediksi kapan bumi akan menyeberangi sungai yang penuh dengan puing dengan akurasi yang cukup bagus," kata Cooke. "Kita tidak tahu berapa banyak puing-puing yang ada di setiap sungai."
Ketika planet bumi melewati puing-puing meteor dan menghantam atmosfer maka akan menguap. Kadang-kadang secara dramatis menciptakan lintasan cahaya bahkan bola api dengan jejak yang tampak berasap yang dapat tetap terlihat selama beberapa menit.
Leonid bergerak dalam arah yang berlawanan dari Bumi, menghasilkan dampak kecepatan 72 kilometer per detik -lebih tinggi daripada meteor lain. "Kecepatan seperti itu cenderung menghasilkan meteor dengan warna putih, biru, biru laut dan bahkan hijau," kata Joe Rao, kolomnis SPACE.com.
Pada saat itu, Bumi akan melewati pecahan-pecahan ekor Komet Tempel-Tuttle sehingga dapat kita dapat melihat kira-kira sebanyak 300 meteor Leonids per jam.
Yang terbaik ada pergi daerah pedesaan. Keluar kota jika Anda bisa. Jika Anda memiliki lampu yang bisa ditenteng, maka pergilah ke bukit atau tempat yang tak terhalang bangunan dan pohon tinggi.
Baju hangat dan selimut atau kursi malas menjadi pilihan tepat karena anda akan semalaman bergadang di alam terbuka. Leonids dapat muncul di mana saja, dengan possi berbaring akan memudahkan mata menyapu langit di atas dengan luas, sehingga setiap gerakan cahaya di langit bisa tertangkap mata.
Biarkan mata anda selama 15 menit untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan. Leonids biasanya datang dalam ledakan. Tidak ada peralatan khusus yang diperlukan. Teleskop dan teropong tidak berguna karena meteor bergerak terlalu cepat.
Planet Bumi akan melewati sungai yang lebih padat kemudian, tepat sebelum fajar hari Rabu di Indonesia dan Cina. Tapi meteor tidak akan terlihat dari Amerika Utara karena terjadi pada siang hari.
Jangan lupa kamera, baik untuk pemotretan atau video. Sangat dianjurkan untuk menggunakan tripod. Selain bisa meredam getaran dan goyang, tangan juga tidak pegal mengarahkan kamera terus menerus ke atas.
Sebelum mengarahkan kamera ke langit cek terlebih dulu kepekaan cahaya atau sering disebut ISO atau ASA. Bisa menggunakan asa rendah untuk mendapatkan efek gerak atau asa tinggi untuk bisa membekukan obyek dan mendapat hasil yang maksimal, asa rendah antara 100-500 dan asa tinggi pada 800-3.200 (tergantung kemampuan kamera dan kondisi yang terjadi). Untuk kamera digital jangan ragu untuk mengubah-ubah asa untuk mendapatkan hasil terbaik.
Untuk kamera video, jangan lupa mengatur white balance, agar mendapatkan warna sesuai atau mendekati kenyataan. Caranya dengan menaruh kertas putih di depan kamera dan direkam beberapa menit. Untuk kamera foto digital, bisa dilakukan white balance dengan beberapa kali menjepret ke kertas putih beberapa kali.
sumber : TEMPO
Hujan Meteor Leonid Melintas Langit Indonesia
Tuesday, 17 November 2009
Labels: Berita